-->

Lokasi Domisili Tuanku Tambusai

Advertisemen
  1. 1785 - 1795      :   Di batangonang
  2. 1795 - 1803      :   menjadi kernet kuda dan mengaji di Tembusai
  3. 1803 - 1811      :   mengaji di pesantren Tuanku Nan Renceh dan belajar ilmu kemiliteran di Minangkabau 
  4. 1811 - 1816      :   menjadi pimpinan pasukan Padri di Daludalu Benteng Daressalam (Benteng Daludalu) Tembusai
  5. 1816 - 1818      :   masuk ke Tapanuli dan mengislamkan masyarakat Batak Bagian Timur sampai ke Asahan
  6. 1818 - 1821      :   menjadi Duta Padri/ Gerakan Wahabi di Arabia
  7. 1821 - 1838      :   di Dalu - dalu dan Siborna. di Siborna Kecamatan Sosa beliau mengatur pengiriman bahan makanan ke Bonjol seperti beras, daging saleh, ikan saleh dan merekruit tentera untuk pasukannya sendiri serta untuk dikirim sebagai bala-bantuan ke Bonjol. Tempat melatih anggota pasukan itu di Padang Pangasaan.
  8. 1838 - 1860      :   setelah serdadu Belanda masuk dari Tangga Begu membakar Mandersa Tuanku Tambusai di Siborna dan membumi hangus Benteng Daludalu, beliau mendirikan Mandersa di Padang Mandersa Sipagabu Kecamatan Barumun Tengah
  9. 1860 - 1871      :   setelah Kesultanan Panai yang didirikan Dasopang hancur dibuat Bajaklaut yang di organisirBelanda dan Belanda mendirikan Bivak di Tanjung Kopiah muara Sungai Barumun. Tuanku Tambusai pindah ke Rimbo Mahato. Mendirikan Mandersa di pinggir Sungai Putih anak Sungai Rokan. Aliran perdagangan dan hubungan keluar sudah putus melalui Sungai Barumun, karena  itulah Tuanku Tambusai beralih ke Sungai Rokan supaya ada hubungan keluar. 
  10. Sultan Panai ada lah sekutu Tuanku Tambusai. Karena itu Belanda berusaha menghancurkan kesultanan tersebut dengan mengerahkan Bajaklaut beberapa kali dan mengadu-domba Kesultanan Panai dan Kotapinang. Kotapinang pro Belanda. Belanda tidak langsung menghantam Panai, karena takut kalau Tuanku Tambusai ikut campur. Ikut campurnya Tuanku Tambusai berarti mengundang Inggiris ikut campur.
  11. 1870 - 1879      :   bermukim di Kualuh mendirikan Kampung Mesjid. Gunung Tinggi adalah kampung marga Ritonga pimpinan Sutan Humala Panjang. Sutan Humala Panjang sudah tua digantikan anaknya Patuan Nan Lobi. Patuan Nan Lobi telah dipersiapkanTuanku Tambusai untuk memimpin Perang Padanglawas dengan benteng yang dibangun Tuanku Tambusai di Gunung Tinggi tersebut. Patuan Nan Lobi telah terpancing Ja Huala dan Ja Mambale Raja Dasopang dan Raja Tamba untuk menyerang Kala Pane (Kotapinang). Dengan alasan penyerangan ini Belanda mendatangkan serdadu pasukan khususnya untuk menghancurkan kekuatan Tuanku Tambusai di Gunung Tinggi tersebut. Itulah sebabnya Tuanku Tambusai pindah dari Rokan ke Kualuh membawa pasukannya ke Kampung Mesjid supaya dekat ke Gunung Tinggi.
  12. 1880 - 1889      :   pindah ke Langkat setelah Belanda memenangkan perang Padanglawas tersebut dan mendirikan kampung Besilam (Babussalam).
  13. 1889 - 1892      :   pindah ke Malaysia untuk membangun Kontingen Mandailing dengan Imam PerangnyaJa Paruhum.
  14. 1892 - 1926      :   kembali ke Besilam, Langkat.
  15. 27-12-1926    :   Tuanku Tambusai wafat di Besilam dengan nama Syekh Abd. Wahab Rokan Alkhalidi  Naqsyabandi dalam usia 141 tahun. 


Picture
Makam Nan Renceh
Picture
Tuanku Nan Renceh
Advertisemen

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
© Copyright 2017 Tambusai Tengah - All Rights Reserved - Created By BLAGIOKE Diberdayakan oleh Blogger